Pemilik situs web dan kanal YouTube tentu sudh tidak asing dengan layanan iklan Google yaitu AdSense. AdSense merupakan bagian dari program Google Ads. Pemilik situs web atau kanal YouTube dapat memonetasi konten mereka dengan cara menampilkan iklan AdSense dan akan mendapatkan penghasilan ketika iklan diklik.
Google AdSense merupakan platform periklanan online yang paling popular dan digunakan di hampir semua negara. Namun, ada berita tidak menyenangkan datang dari pemilik situs web dan kanal YouTube dengan akun AdSense Rusia. Pasalnya, efektif mulai bulan Agustus, Google menonaktifkan akun AdSense yang berbasis di negara tersebut.
Dengan penonaktifan akun AdSense berbasis di Rusia, secara otomatis pemilik situs web atau kanal YouTube tidak bisa lagi mendapatkan penghasilan dari pemasangan iklan AdSense di konten mereka, baik untuk konten dengan trafik pengunjung dari Rusia maupun trafik pengunjung dari luar Rusia.
"Karena perkembangan yang sedang berlangsung di Rusia, kami tidak akan lagi bisa melakukan pembayaran ke akun AdSense yang berbasis di Rusia, yang masih bisa terus memonetisasi trafik dari luar Rusia. Oleh karena itu, kami akan menonaktifkan akun-akun ini mulai Agustus 2024", jelas juru bicara Google.
Juru bicara Google memberi alasan bahwa situasi yang sedang berkembang di Rusia telah mempengaruhi operasional perusahaan yaitu ketidakmampuan untuk melakukan pembayaran kepada pemilik akun AdSense di negara tersebut. Google telah mengirimkan pesan ke akun-akun tersisa terkait keputusan ini.
Dalam pesan yang dikirimkan tersebut juga menyatakan bahwa penghasilan untuk bulan Juli akan dicairkan sekitar tanggal 21-26 Agustus, dengan asumsi tidak memiliki penangguhan pembayaran aktif, serta telah memenuhi ambang batas pembayaran minimum.
Dalam beberapa tahun terakhir, Google telah mengalami tekanan di Rusia. YouTube sebagai platform yang relative bebas dalam berekspresi online telah menjadi target pengawasan Rusia, salah satunya dengan cara membatasi kecepatan unduh YouTube di negara tersebut. Hal ini dilakukan untuk memberi hukuman pada perusahaan yang bersikap anti-Rusia.
Di sisi lain, Google tetap mempertahankan kebijakan dengan memblokir lebih dari 1.000 kanal YouTube, termasuk kanal berita yang didukung oleh negara, serta lebih dari 5,5 juta video yang kontennya dianggap mengeksploitasi, mengabaikan, atau mendukung perang Rusia di Ukraina.
Google bukan satu satunya yang mendapat tekanan di Rusia. Sejak awal tahun 2022, sebelum invansi ke Ukraina, Rusia sebenarnya telah membatasi akses negara tersebut ke media dari luar negeri. Platform media sosial X (dulu Twitter) dan ribuan situs web yang dianggap tidak menyenangkan bagi Rusia juga telah dibatasi.